
Semarang – Pemerintah Kota Semarang menempatkan penguatan pendidikan karakter sebagai pondasi utama dalam menyambut visi besar Indonesia Emas tahun 2045. Menyadari bahwa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya di tahun tersebut memerlukan sumber daya manusia unggul tidak hanya secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kebangsaan yang kuat, Pemkot Semarang kini gencar mendorong implementasi pendidikan karakter di seluruh jenjang sekolah.
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminudin, menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai karakter sejak dini sebagai modal strategis untuk menyongsong era keemasan Indonesia. Menurutnya, di tengah persaingan global yang semakin ketat, karakter bangsa akan menjadi pembeda dan kekuatan utama.
“2045 ini diprediksi Indonesia akan jadi 5 negara kuat secara ekonomi. Kekuatan kita ada pada karakter kita sebagai bangsa,” ujar Iswar Aminudin dalam sebuah dialog pendidikan di Semarang.
Ia menjelaskan, beberapa karakter unggul yang perlu terus ditanamkan dan diperkuat pada generasi muda Semarang meliputi disiplin, toleransi, kebiasaan menjaga kebersihan, unggah-ungguh (sopan santun), menghormati yang lebih tua, menyayangi yang muda, tradisi saling berkunjung untuk mempererat persaudaraan, toleran terhadap perbedaan, serta semangat pekerja keras. Nilai-nilai ini dinilai relevan dan krusial dalam membentuk individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur dan mampu hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat yang majemuk.
Pemkot Semarang menyadari bahwa mewujudkan penguatan pendidikan karakter memerlukan upaya sinergis dari berbagai pihak, tidak hanya sekolah, tetapi juga keluarga dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, berbagai program dan kebijakan pendidikan di Kota Semarang diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan ini.
Salah satu bentuk dukungan Pemkot Semarang terhadap akses pendidikan yang merata, yang juga berimplikasi pada pembentukan karakter, adalah dengan memfasilitasi pengambilan ijazah siswa sekolah swasta yang terkendala biaya. Iswar Aminudin menekankan bahwa esensi pendidikan jauh lebih luas dari sekadar nilai akademis atau selembar ijazah.
“Jangan sampai anak didik kita terlantar karena tak mendapatkan selembar dokumen (ijazah). Karena sejatinya pendidikan bukanlah masalah nilai atau ijazah, tapi pembangunan karakter,” katanya.
Penguatan pendidikan karakter di Kota Semarang juga sejalan dengan visi pembangunan kota yang berorientasi pada toleransi. Semarang saat ini dikenal sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia. Iswar Aminudin meyakini bahwa pendidikan toleransi akan menumbuhkan kasih sayang dan perdamaian, yang pada gilirannya akan menciptakan Kota Semarang yang kondusif bagi investasi dan pembangunan.
Dialog-dialog pendidikan yang melibatkan guru, kepala sekolah, orang tua, dan komite sekolah menjadi salah satu medium bagi Pemkot Semarang untuk menyosialisasikan dan mendiskusikan strategi penguatan pendidikan karakter di era digital. Memasuki era digital, tantangan dalam pembentukan karakter semakin kompleks, sehingga diperlukan pendekatan yang relevan dan adaptif.
Visi pembangunan pendidikan yang dicanangkan oleh pimpinan Kota Semarang mencakup porsi yang signifikan dalam program kerja lima tahunan. Sekitar 20 persen dari program prioritas Pemkot Semarang diarahkan untuk pembangunan pendidikan, dengan fokus utama pada pembangunan karakter dan pengembangan pendidikan yang berorientasi pada toleransi.
Melalui berbagai inisiatif ini, Pemkot Semarang bertekad untuk menyiapkan generasi muda yang tidak hanya memiliki keunggulan kompetitif di bidang akademis dan keterampilan, tetapi juga pondasi karakter yang kokoh. Generasi inilah yang diharapkan akan menjadi agen perubahan dan pemimpin masa depan yang akan membawa Indonesia mencapai puncak kejayaannya di tahun 2045. Investasi dalam pendidikan karakter saat ini diyakini akan membuahkan hasil yang berlipat ganda di masa depan, memastikan Indonesia Emas diisi oleh individu-individu yang berintegritas, toleran, disiplin, dan siap berkontribusi penuh bagi kemajuan bangsa.